Skip to main content

Orang Sempurna VS Orang Keras Kepala

Orang yang bisa bicara, bisa mendengar, bisa berpikir, bisa bertindak dan punya hati adalah orang SEMPURNA. Tetapi ada juga orang yang merasa dirinya sempurna dan lebih sempurna daripada orang lain, yah mungkin bisa kita sebut dengan orang keras kepala. Orang keras kepala tidak bisa mengikuti zaman era perubahan dari zaman purba hingga ke zaman teknologi, dan lebih tepatnya orang itu ingin tetap berada di zaman purba. Hari sudah berlalu, teknologi selalu update, tetapi namanya orang keras kepala yang ga bisa meng- update dirinya sendiri.

Suatu ketika ada dua kelompok dalam satu atap rumah. Di dalam rumah itu ada 8 orang. 6 vampir, dan 2 manusia biasa. Sebenarnya mereka sudah lama hidup berdampingan, dan memang sudah terbukti mereka bisa hidup berdampingan. Tetapi ada 1 vampir yang memiliki sifat keras kepala, dia ingin sekali meminum darah manusia, dan hampir beberapa kali manusia biasa itu terselamatkan dari cengkeramannya karena ketahuan dengan vampir lain.  Apabila di rumah itu tidak ada vampir yang  lain dan hanya ada vampir yang keras kepala itu, apakah 2 manusia itu akan bisa bertahan?

Inilah repotnya kalau kita bergumul dengan orang keras kepala, tidak bisa sehati, inginnya menang sendiri. Sungguh sangat berbeda, orang sempurna punya telinga, pasti dia akan mendengarkan apa yang disampaikan di sekitarnya, tetapi kalau orang keras kepala, tentu tidak akan bisa mendengarkan hal-hal yang disampaikan kepadanya. Apa yang ada di pikirannya selalulah yang paling benar dan semua harus mengikuti. Kalau sudah menjadi kebiasaannya, maka kebiasaan itu tidak mau diubahnya, bahkan hal yang disebut mitos juga diikuti. Sungguh kasihan.
Tips untuk orang-orang yang berada di samping orang keras kepala yaitu "Kamu harus diam (mengangguk saja) ketika dia mulai memaksakan kehendaknya kepadamu."

Ada baiknya kita semua berinteropeksi diri, kita ini termasuk orang sempurna atau orang keras kepala ? atau juga bukan keduanya?




Comments

Popular posts from this blog

Iman (PU 9 Sept 2019)

Selamat pagi bapak ibu guru yang saya hormati dan juga anak2 semua yang saya banggakan. Profil lulusan sekolah kita salah satunya adalah siswa yang beriman. Iman adalah suatu prinsip hidup yang berketuhanan, dimana hati dan perasaan, akal dan pemikiran, ucapan dan tindakan haruslah sama. Maka orang yang beriman adalah orang yang memiliki prinsip hidup berketuhanan dan memiliki konsistensi diri. Orang yang memiliki iman yang kuat, pasti orang tersebut memiliki hati dan perasaan yang tulus, akal dan pemikiran yang baik, serta ucapan dan tindakan yang berakhlak. Apabila dikaitkan dalam kehidupan di sekolah, sebagai siswa yang beriman, tentu akan memiliki prinsip untuk berlaku baik terhadap teman2 (tidak ada pembullyan, tidak ada yang berkata kotor, berkata kasar, tidak ada yang berlagak bosy atau sok kaya, sok pintar, sok keren, sok kakak kelas, dan sok sok yang lain), berlaku sopan terhadap bapak ibu guru (tidak ada yang bicara kurang hormat kurang sopan baik dengan guru2 muda maupun

TERBIASA

Suatu ketika di tengah kesibukanku, tiba-tiba aku merasakan hal yang tak terduga. Sekilas aku teringat masa lalu yang sangat membuatku bahagia. Di mana aku selalu bisa tertawa tanpa henti, lupa akan semua masalah yang aku punya, merasa aku adalah seorang dewi yang tak punya sayap. Aku bisa melayang di udara tanpa ada bantuan kepakan sayapku, cuma karena tutur katamu dan canda tawamu yang sempat dan pernah terlontar untukku. Sungguh sangat bahagia. Tetapi entah mengapa selanjutnya pahit terlintas di benakku, dimana aku merasa kesepian mendadak, dan serasa hidup ini sungguh sangat sulit. Beban yang berat, masalah yang tak terselesaikan seolah menempel di pundakku. Ketika saat itu harusnya kamu menemaniku, tetapi kamu tak kunjung datang. Seolah aku seperti kertas tugas atau koreksian yang terlupakan oleh guruku, terbang melayang tertiup angin, ingin sekali melambaikan tangan, tapi tak sanggup, apa daya karena keterbatasan diri. Seolah aku seperti kayu kering dan lapuk yang akhirnya tidak

Ingin kubuka

Takterasa udah sekian lamanya, aku membungkam diri, sampai aku ga tau bagaimana cara untuk melepasnya. Saat ini yang kurasakan adalah capek dengan menutup diri. Ingin sekali-kali aku membukanya, tapi mengapa ada perasaan takut sering muncul. Andai aku itu orang yang super cu-ek bebek, pasti aku ga akan jadi seperti ini. Dikit-dikit kepikiran, dikit-dikit takut salah, dikit-dikit galau. Woyyy, adakah yang bisa ngajari saya? Ternyata cuek itu penting, biar kita tidak merasa diinjak-injak orang. Capek capek capek... Ingin kuungkapkan terus, tapi bagaimana lagi. Aku tidak bisa apa-apa. Pertanyaanku: apakah aku akan seperti ini terus? Jawabku: GA BOLEH. Pertanyaanku lagi: tapi gimana caranya? Jawabku: mmmm ya ga tau... Mana aku tau? Ekspresiku dalam benak : huwaaaaaa.... Nangisss tiada henti, meratapi nasib. Mungkin inilah hidupku, yang mempunyai tantangan akan membebaskan diri dari belenggu yang tidak jelas adanya. Hanya diam, mau bilang takut salah, mau bicara takut dikira sombong